Thursday 16 May 2013

Puisi Tentang Rindu

               Telinga saya tiba-tiba saja memaksa otak untuk mengingat lebih keras ketika tanpa sengaja terdengar seseorang membacakan sebuah puisi di sebuah acara bertajuk Hari-Hari Sastra di Universitas Padjajaran, Sumedang tahun 2011 silam. Ya, otak saya bekerja keras untuk menghafal lirik puisi itu. Kata demi kata begitu saya nikmati. Begini kira-kira bunyi puisi tentang rindu yang pada saat itu dengan segera saya tulis di buku catatan,
 
Aku ingin seperti nyamuk kecil
yang tersesat
dan hinggap di telingamu
membisikkan,
"Aku rindu..."
Meskipun kau menghempaskan aku
dengan kedua tanganmu
dan menyisakan setetes darah
yang esok pagi akan kau cuci
lalu luntur
Aku meluntur

               Entah siapa, karya siapa, saya tidak pernah mengetahuinya hingga sekarang. Yang saya ingat betul adalah pembacanya membawakan puisi itu dengan penuh penghayatan hingga cukup menyayat hati saya. Barangkali ada yang mengenal puisi itu? 




Denpasar, 16 Mei 2013 
Hanifah Alshofa Nurul Aini 

No comments:

Post a Comment